Bertempat di Omahe BW 98 Kelurahan Potrobangsan pada Senin( 26/ 02/ 2024), Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah ( Bapperida) Kota Magelang melakukan Focus Group Discussion( FGD) yang menghadirkan elemen warga. Pelaksanaan FGD ini dihadiri perwakilan dari kelompok difabel, kelompok pemuda, forum anak, PKK, Dharma Perempuan, BEM Universitas Kota Magelang, SLB B serta SLB C, dan sebagian OPD( Dinas Dikbud, Dinas Sosial, DPMP4KB, Dinas Perhubungan, DPUPR, Dinas Perkim, DLH, Disporapar) Pemerintah Kota Magelang.
Kegiatan yang dipandu oleh Kepala Bidang Pemerintahan serta Pembangunan Manusia Bapperida Kota Magelang ini dimulai dengan paparan yang di informasikan oleh narasumber utama, Triwahyuni Suci Wulandari, dari Yayasan JALATERA( Jala Lentera Indonesia). Paparan tersebut jadi landasan untuk dialog yang hendak dicoba berikutnya.
Setelah paparan, partisipan FGD dibagi menjadi 3 kelompok dialog, tiap- tiap fokus pada aspek sosial serta proteksi wanita, anak, serta lanjut usia; pembelajaran, kebudayaan, pemuda, berolahraga, serta pariwisata; dan infrastruktur. Fokus utama dialog merupakan apakah pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Magelang telah sanggup menjangkau segala kelompok warga, termasuk minoritas.
Kelompok awal membahas tentang aspek sosial serta perlindungan. Dialog mereka meliputi bermacam tantangan yang dialami oleh kelompok rentan semacam wanita, anak, serta lanjut usia dalam memperoleh akses terhadap layanan publik. Kelompok ini menyoroti pentingnya kebijakan inklusif yang memastikan tidak ada yang terpinggirkan dalam akses terhadap layanan publik.
Kelompok kedua mangulas tentang pembelajaran, kebudayaan, pemuda, berolahraga, serta pariwisata. Mereka menyoroti perlunya kenaikan akses terhadap pembelajaran yang bermutu, promosi kebudayaan lokal, dan pembangunan infrastruktur pariwisata yang ramah untuk seluruh golongan warga.
Sedangkan itu, kelompok ketiga fokus pada infrastruktur. Mereka mengevaluasi keberhasilan Pemerintah Kota Magelang dalam sediakan infrastruktur bawah semacam transportasi, air bersih, serta sanitasi yang mencukupi untuk segala warga, tercantum kelompok minoritas.
Lewat dialog ini, bermacam masukan berharga sukses dikumpulkan. Diharapkan, masukan dari bermacam- macam kelompok warga ini bisa jadi acuan untuk Pemerintah Kota Magelang dalam tingkatkan mutu pembangunan yang berakibat untuk segala lapisan warga. Partisipasi aktif warga dalam proses pembangunan jadi kunci buat menggapai pembangunan yang inklusif serta berkelnajutan.