Konsultasi Publik (Konblik) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025 digelar oleh Badan Perencanaan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Magelang dengan fokus pada segmentasi anak telah dilaksanakan pada Jum’at 23 Februari 2024.
Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA, bahkan mahasiswa, turut serta dalam pelaksanaan Konblik RKPD 2025 ini. Menariknya, kegiatan kali ini sengaja diselenggarakan di sebuah cafe, Kopi Kawulo, menciptakan suasana santai dan nyaman bagi para peserta untuk berbagi pendapat dan ide-ide mereka terkait pembangunan Kota Magelang.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bapperida Kota Magelang, Handini Rahayu, ST, M.Eng. dan Kepala Bidang Perencanaan, Agus Budiyono, ST, MA, M.Ec.Dev, memberikan penjelasan mendalam tentang arah pembangunan Kota Magelang menuju tahun 2025. Dibantu oleh fasilitator berpengalaman, Reti Indrijati, S.Psi, diskusi pun berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme.
Dalam kegiatan ini, perwakilan dari Forum Anak juga ikut hadir, memberikan masukan yang berharga terkait kondisi pendidikan di Kota Magelang serta variabel lain yang dianggap penting untuk menjadikan Kota Magelang sebagai Kota Layak Anak. Diskusi menjadi lebih berwarna dengan kehadiran mereka, memberikan perspektif baru yang berfokus pada masa depan anak-anak Kota Magelang.
Konblik RKPD 2025 segmentasi Anak ini bukanlah sekadar acara rutin, melainkan sebuah wujud komitmen dari Bapperida Kota Magelang untuk melibatkan anak-anak dalam proses perencanaan pembangunan setiap tahunnya. Langkah ini memastikan bahwa suara anak-anak didengar dan dipertimbangkan dalam pembangunan Kota Magelang, sehingga keputusan yang diambil dapat mencerminkan kebutuhan dan harapan generasi mendatang. Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak hanya mendengar suara masyarakat, tetapi juga memastikan bahwa mereka menjadi bagian dari proses pembangunan.
Pada Hari Selasa, 27 Februari 2024, bertempat di Aula Pangripta Bapperida Kota Magelang telah dilaksanakan Konsultasi Publik(Konblik) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025 dengan segmentasi Lansia. Aktivitas ini diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperida) Kota Magelang selaku bentuk nyata dari komitmen untik melibatkan segala elemen warga, termasuk kalangan Lansia, dalam proses perencanaan pembangunan kota.
Sebanyak 17 perwakilan Lansia dari bermacam kelurahan di Kota Magelang ikut hadir dalam aktivitas ini dengan dipimpin oleh Reti Indrijati, S. Psi. serta dipimpin oleh kepala Bapperida Kota Magelang, Handini Rahayu, S. T., M. Eng, turut mengundang perwakilan dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, serta DPMP4KB.
Beberapa hal yang jadi sorotan antara lain rencana pendirian Sekolah Lansia, pengelolaan Kepengurusan Komda Lansia, dan pelatihan produktivitas untuk mereka.
Pendirian Sekolah Lansia jadi salah satu gagasan yang menarik atensi. Lewat sekolah ini, diharapkan kelompok Lansia bisa terus meningkatkan keahlian serta pengetahuan mereka, dan menjadi sarana berbagi pengalaman.
Tidak ketinggalan, pembahasan mengenai pelatihan produktivitas untuk Lansia. Dengan meningkatnya harapan warga terhadap kontribusi Lansia dalam pembangunan, pelatihan ini diharapkan sebagai langkah berarti untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tuntutan era yang semakin kompleks.
Konblik RKPD 2025 segmentasi Lansia ini tidaklah semata- mata kegiatan rutin tahunan, tetapi wujud nyata dari semangat inklusivitas serta partisipasi dalam pembangunan. Melibatkan Lansia dalam perencanaan pembangunan merupakan investasi jangka panjang untuk Kota Magelang, sebab mereka bukan cuma jadi objek pembangunan, tetapi pula jadi subjek yang mempunyai pengalaman serta pengetahuan berharga buat dibagikan demi kemajuan bersama.
Bertempat di Omahe BW 98 Kelurahan Potrobangsan pada Senin( 26/ 02/ 2024), Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah ( Bapperida) Kota Magelang melakukan Focus Group Discussion( FGD) yang menghadirkan elemen warga. Pelaksanaan FGD ini dihadiri perwakilan dari kelompok difabel, kelompok pemuda, forum anak, PKK, Dharma Perempuan, BEM Universitas Kota Magelang, SLB B serta SLB C, dan sebagian OPD( Dinas Dikbud, Dinas Sosial, DPMP4KB, Dinas Perhubungan, DPUPR, Dinas Perkim, DLH, Disporapar) Pemerintah Kota Magelang.
Kegiatan yang dipandu oleh Kepala Bidang Pemerintahan serta Pembangunan Manusia Bapperida Kota Magelang ini dimulai dengan paparan yang di informasikan oleh narasumber utama, Triwahyuni Suci Wulandari, dari Yayasan JALATERA( Jala Lentera Indonesia). Paparan tersebut jadi landasan untuk dialog yang hendak dicoba berikutnya.
Setelah paparan, partisipan FGD dibagi menjadi 3 kelompok dialog, tiap- tiap fokus pada aspek sosial serta proteksi wanita, anak, serta lanjut usia; pembelajaran, kebudayaan, pemuda, berolahraga, serta pariwisata; dan infrastruktur. Fokus utama dialog merupakan apakah pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Magelang telah sanggup menjangkau segala kelompok warga, termasuk minoritas.
Kelompok awal membahas tentang aspek sosial serta perlindungan. Dialog mereka meliputi bermacam tantangan yang dialami oleh kelompok rentan semacam wanita, anak, serta lanjut usia dalam memperoleh akses terhadap layanan publik. Kelompok ini menyoroti pentingnya kebijakan inklusif yang memastikan tidak ada yang terpinggirkan dalam akses terhadap layanan publik.
Kelompok kedua mangulas tentang pembelajaran, kebudayaan, pemuda, berolahraga, serta pariwisata. Mereka menyoroti perlunya kenaikan akses terhadap pembelajaran yang bermutu, promosi kebudayaan lokal, dan pembangunan infrastruktur pariwisata yang ramah untuk seluruh golongan warga.
Sedangkan itu, kelompok ketiga fokus pada infrastruktur. Mereka mengevaluasi keberhasilan Pemerintah Kota Magelang dalam sediakan infrastruktur bawah semacam transportasi, air bersih, serta sanitasi yang mencukupi untuk segala warga, tercantum kelompok minoritas.
Lewat dialog ini, bermacam masukan berharga sukses dikumpulkan. Diharapkan, masukan dari bermacam- macam kelompok warga ini bisa jadi acuan untuk Pemerintah Kota Magelang dalam tingkatkan mutu pembangunan yang berakibat untuk segala lapisan warga. Partisipasi aktif warga dalam proses pembangunan jadi kunci buat menggapai pembangunan yang inklusif serta berkelnajutan.
Isu Perubahan Iklim (Climate Change) merupakan isu global dimana setiap negara seharusnya memiliki kewaspadaan terhadap dampak perubahan iklim ini karena akan berpengaruh terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga berpengaruh kepada ketersediaan pangan dan berkurangnya kualitas hidup Lingkungan yang akhirnya berdampak kepada penurunan kualitas hidup Manusia.
Dampak perubahan iklim yang berjalan secara simultan memberikan pengaruh besar terhadap dimensi kehidupan secara fisik maupun non fisik. Hal-hal yang dapat dilihat dan dirasakan adalah suhu udara yang semakin meningkat, bencana kekeringan yang berdampak kepada ketersediaan pangan, menurunnya ketersediaan air tanah, bencana banjir dan longsor, bencana rob di kawasan pesisir, bergesernya musim yang mengacaukan pola tanam di sektor pertanian.
Bertempat di aula Pangripta Kamis (22/02/2024), Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Magelang melaksanakan Focused Group Discussion (FGD) Penguatan Ketahanan Pangan dan Strategi mengatasi dampak perubahan iklim di Kota Magelang.
Narasumber pada FGD ini adalah Feri Prihantoro, ST, MT, Ketua Yayasn Bintari Semarang serta dipimpin oleh kepala Bidang Ekonomi dan Prasarana Wilayah, Dr. Yetty Setiyaningsih, S.P., M.Eng. Turut mengundang Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu – Opak, perwakilan dari OPD terkait, Rektor AKATIRTA, Rektor STPP Magelang, LPPM Universitas Muhammadiyah Magelang, LPPM Universitas Tidar, ketua IALI Jawa Tengah, dan pihak lain yang terkait.
FGD ini bermaksud untuk menyusun strategi dalam rangka penguatan ketahanan pangan dan mengatasi perubahan iklim sehingga ketersediaan pangan dapat terjaga dan Daya Dukung / Daya Tampung Lingkungan dapat ditingkatkan sehingga kualitas lingkungan dapat terjaga demi kualitas hidup yang lebih baik serta bertujuan untuk memberikan wacana kepada publik terkait dengan pentingnya penguatan pangan dan pentingnya mengatasi dampak dari perubahan iklim dan unsur-unsur yang memacu timbulnya perubahan iklim, mengidentifikasi permasalahan dan potensi terkait dengan kondisi ketahanan pangan dan dampak perubahan iklim yang terjadi di Kota Magelang melalui diskusi interaktif, mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Kota Magelang, mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap Indeks Kualitas Hidup, membangun paradigma berpikir terkait dengan peran dari masing-masing kelembagaan yang ada di Kota Magelang (Pemerintah, Swasta, Akademisi, Masyarakat, Media), menangkap saran dan masukan dari masing-masing Lembaga terkait dengan strategi dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim.