4 VISI DAN MISI KOTA MAGELANG TAHUN 2025-2045
4.1 Visi Kota Magelang
Rencana pembangunan jangka panjang merupakan instrumen yang digunakan untuk menjawab permasalahan strategis saat ini hingga 20 tahun mendatang sehubungan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan eksternal dalam lingkup global, nasional maupun regional. Visi dan misi dalam rencana pembangunan jangka panjang dirumuskan berdasarkan sintesis permasalahan kondisi eksisting/baseline dengan isu strategis (yang memperhatikan tantangan lingkungan strategis regional, nasional dan global termasuk di antaranya hasil isu strategis KLHS RPJPD). Berdasarkan hasil analisis, fokus pengembangan di Kota Magelang meliputi (1) sumber daya manusia; (2) ketahanan pangan dan lingkungan hidup; (3) pariwisata dan ekonomi kreatif; serta (4) perdagangan, jasa, dan UMKM. Empat fokus pengembangan, yang diwakili oleh isu strategis masing-masing, dianalisis berkaitan dengan faktor eksternal dan internal yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan daerah.
Penyusunan visi, misi, hingga arah kebijakan pembangunan daerah juga diperkuat dan didukung dengan hasil FGD (Focused Group Discussion) dari seluruh pemangku kepentingan terkait di Kota Magelang. Berdasarkan sintesis analisis teknokratik dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan maka dihasilkan rumusan visi Kota Magelang tahun 2025-2045:
“Magelang Kota Perdagangan dan Jasa yang Berdaya Saing, Berkarakter, dan Berkelanjutan”
Rumusan visi tersebut juga berpedoman pada Visi Indonesia Emas 2045: “Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”, serta hasil penyelarasan dengan RPJPN Tahun 2025-2045 dan visi pembangunan Jawa Tengah Tahun 2025-2045 yaitu “Jawa Tengah Maju, Mandiri, Sejahtera, Berbudaya, dan Berkelanjutan.”
Visi pembangunan daerah tahun 2025-2045 merupakan cita-cita dan harapan masyarakat Kota Magelang. Adapun makna dari visi tersebut adalah:
Kota Perdagangan dan Jasa
Kota Perdagangan dan Jasa dimaknai sebagai pembangunan Kota Magelang yang diarahkan untuk memperkuat sektor perdagangan skala mikro dan jasa dengan menitikberatkan pada sektor perekonomian, kesehatan, pendidikan, pariwisata dan transportasi yang inovatif dan berlandaskan IPTEK serta berwawasan lingkungan sebagai bentuk pemanfaatan posisi strategis wilayah.
Sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, pada tahun 2045, Kota Magelang mampu memosisikan eksistensi dirinya dalam konstelasi kewilayahan dengan mengoptimalkan geoekonomi dan mampu memanfaatkan peluang-peluang lingkungan strategis yang mendorong Kota Magelang sebagai episentrum Kota Perdagangan dan Jasa.
Berdaya Saing
Berdaya saing dimaknai dengan pembangunan Kota Magelang yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif dalam peningkatan perekonomian daerah, sehingga dapat menciptakan pasar masif yang didukung dengan infrastruktur dan sumber daya manusia yang berkualitas unggul untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kota Magelang Tahun 2045 mencapai kondisi berdaya saing dalam konteks regional maupun dengan kota-kota lain di Jawa Tengah dan nasional serta mampu memberikan kontribusi yang tinggi pada perekonomian dan kesejahteraan di lingkup Provinsi Jawa Tengah.
Daya saing dimaksud berwujud dalam tumbuh berkembangnya potensi sektor unggulan daerah, ekonomi kreatif dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan hidup serta keseimbangan dari berbagai aspek. Selain itu daya saing sumber daya manusia juga menjadi bagian capaian penting pada tahun 2045. Karakteristik sumber daya manusia yang berkualitas, adaptif dengan perkembangan teknologi dan tuntutan serta tantangan inovasi daerah.
Disisi lain, penguatan kualitas, kapasitas infrastruktur serta pemerataannya menjadi milestone capaian tahun 2025. Daya saing dalam jangka panjang dapat ditunjukkan melalui kondisi sarana prasarana yang inklusif dan mampu mengurangi ketimpangan antar wilayah.
Berkarakter
Berkarakter dimaknai dengan pembangunan sumber daya manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berbudaya, dan berwawasan luas sebagai modal sosial dalam pemerintahan yang modern, inovatif dan berintegritas di berbagai aspek pembangunan, khususnya sosial dan ekonomi. Berkarakter juga dimaknai dengan peningkatan kultur produktif, daya juang ekonomi, dan inklusivitas dalam aktivitas masyarakat Kota Magelang.
Eksistensi berkarakter juga berpengaruh dalam tumbuhnya budaya inovatif yang mampu menerobos segala permasalahan dan tantangan kota sebagai organisasi pembelajar (learning organization).
Berkelanjutan
Berkelanjutan dimaknai dengan pengembangan kemampuan adaptif dan kemandirian daerah dalam memanfaatkan sumber daya serta mengelola wilayahnya secara efektif sehingga dapat mewujudkan Kota Magelang yang berdaya dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung keberlangsungan pembangunan. Kota Magelang yang Berkelanjutan, mampu meningkatkan kualitas hidup lingkungan dan masyarakat serta memiliki daya tahan terhadap bencana.
Penyusunan visi Kota Magelang telah diwujudkan melalui pendekatan yang sinergis, mempertimbangkan visi pembangunan jangka panjang nasional dan provinsi Jawa Tengah, serta dokumen rencana lainnya. Proses ini melibatkan keterlibatan aktif masyarakat melalui berbagai tahapan, termasuk konsultasi publik serta partisipasi perangkat daerah. Dengan demikian, visi tersebut bukan hanya mencerminkan aspirasi pemangku kepentingan, tetapi juga menjadi hasil kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Penyusunan visi yang holistik ini memberikan landasan bagi pembangunan Kota Magelang yang berkelanjutan dan merespons kebutuhan serta harapan masyarakat, sehingga dapat menjadi panduan yang efektif dalam mencapai tujuan pembangunan yang berdampak positif bagi seluruh masyarakat di Kota Magelang.
4.1.1 SASARAN VISI
Keberhasilan pencapaian visi Magelang Kota Perdagangan dan Jasa yang Berdaya Saing, Berkarakter, dan Berkelanjutan ditandai oleh sasaran utama visi sebagai berikut:
- Peningkatan Pendapatan per Kapita, dengan indikator PDRB per Kapita dan laju pertumbuhan ekonomi. Sasaran ini mendukung pencapaian sasaran visi nasional yaitu pendapatan per kapita setara negara maju.
- Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan, ditandai dengan indikator tingkat kemiskinan dan rasio gini. Kedua indikator tersebut mendukung sasaran visi nasional yaitu kemiskinan menuju 0% dan ketimpangan berkurang.
- Kota Magelang sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Regional, diukur melalui dua indikator yaitu kontribusi PDRB sektor perdagangan dan jasa dalam Regional dan Indeks Daya Saing Daerah. Sasaran visi ini mendukung visi nasional yaitu kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional meningkat.
- Peningkatan Daya Saing Sumber Daya Manusia, memiliki indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sasaran tersebut mendukung sasaran nasional yaitu daya saing sumber daya manusia meningkat.
- Penurunan Emisi GRK Menuju Net Zero Emission, diukur melalui indikator penurunan intensitas emisi GRK. Sasaran visi daerah yang diusung sama dengan sasaran nasional yaitu intensitas emisi GRK menurun menuju net zero emission.
4.2 Misi Kota Magelang
Sebagai bentuk komitmen dan hakikat pembangunan kota yang ingin diwujudkan, visi pembangunan Kota Magelang 2025-2045 selanjutnya dijabarkan dalam misi pembangunan. Misi pembangunan kota ini, disusun berdasarkan Grand Strategy hasil analisis SWOT yang telah dilakukan. Sehingga, untuk mewujudkan visi “Magelang Kota Perdagangan dan Jasa yang Berdaya Saing, Berkarakter, dan Berkelanjutan”, dijabarkan ke dalam 5 misi yang akan menjadi acuan arah pembangunan kota pada 20 tahun ke depan, yaitu:
- Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, berarti meningkatkan kualitas sumber daya manusia; meningkatkan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan mutu kesehatan dan pendidikan; meningkatkan produktivitas; masyarakat yang berkarakter dan berbudaya; pengoptimalan pemanfaatan IPTEK; serta meningkatkan perlindungan sosial yang adaptif.
- Mewujudkan perekonomian daerah yang inklusif, tangguh dan berdaya saing, berarti penguatan potensi perdagangan dan jasa sebagai leading sector ekonomi termasuk di dalamnya penguatan kawasan strategis ekonomi kota; peningkatan inovasi potensi wisata sebagai stimulan peningkatan promosi daya tarik wisata; peningkatan keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat; serta peningkatan pembangunan ekonomi inklusif didukung stabilitas ekonomi daerah.
- Meningkatkan ketahanan daerah dan lingkungan yang berkelanjutan, berarti peningkatan ketahanan pangan; peningkatan kualitas lingkungan; peningkatan ketahanan sosial budaya; peningkatan ketenteraman dan ketertiban; peningkatan kondusifitas daerah; peningkatan partisipasi masyarakat dalam agenda politik; peningkatan ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim; peningkatan kemampuan adaptif daerah; peningkatan konservasi cagar budaya.
- Mewujudkan infrastruktur yang adaptif dan berwawasan lingkungan, berarti penguatan infrastruktur daerah yang berkualitas dan berwawasan lingkungan sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa; penguatan infrastruktur konektivitas; pengoptimalan pelayanan dasar; peningkatan penyediaan hunian.
- Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, berarti penguatan penerapan tata kelola pemerintahan yang responsif, agile, akuntabel, transparan dan kondusif melalui kaidah pelaksanaan yang efektif dan pembiayaan pembangunan yang memadai; pengoptimalan sistem pemerintahan berbasis digital; peningkatan aksesibilitas pelayanan publik yang inklusif, serta optimalisasi dan kerja sama antar stakeholders.